KISAH
MENU SEDERHANA
Pagi terasa lebih dingin dari hari
hari biasa hal ini membuat terasa malas meninggalkan tempat tidur dan
berselimut. Selepas sholat shubuh ingin kembali berselimut dan kucoba kembali
untuk berbaring sambil mengusir rasa dingin. Namun ternyata yang terasa bukan
hangat tapi rasa malas yang mulai merayap dan badan terasa tidak nyaman,
kuputuskan untuk membuang selimut menggantinya dengan jaket dan mulai melakukan
pekerjaan rumah.
Untuk mengusir rasa dingin maka
melakukan aktifitas yang banyak gerakan, maka kumulai dengan menyapu rumah
dan merapikannya. Lumayan dingin mulai terusir karena badan tersa lebih nyaman. Setelah menyapu
berencana ingin bersepeda keliling komplek rumah ternyata gerimis lembut tengah
menyapa maka kubatalkan niat bersepeda.
Kegiatan di dapur sebagai pengganti
bersepeda dimulai lebih awal karena hari ini berencana akan mengunjungi cucu
yang tinggal di kampung sebelah, karena ibu dari cucu berulang tahun. Kubuat menu sarapan sederhana yaitu tahu telur kecap
kesukaan sibungsu. Menu sederhana ini memiliki posisi kedua disukai di keluarga
setelah nasi goreng. Tahu di tempat kami kata orang sangat enak dan kebetulan
tiap pagi ada langganan yang mendatangi komplek kami sehingga tahu selalu fresh.
Dibalik menu sederhana ini ada
sepenggal kisah yang tak terlupakan waktu itu si bungsu yang sekarang sudah
tahun kedua jadi mahasiswa masih dudk di kelas IV sekolah dasar.. Tahu telur kecap adalah menu
yang pertama dibuatnya saat acara memasak di sekolah yang dilaksanankan di
akhir semester dan biasanya dilaksanakan setelah ulangan semester. Sejak saat
itu si bungsu sering membuat sendiri menu sederhana ini. Selera makan bungsu dari kecil agak sulit
makan, kalau makan menunya terbatas sekali. Sampai sekarang bungsu tidak suka
masakan yang beraroma bawang. Jadilah agak susah untuk membuat menu untuknya.
Sepenggal kisah tahu telur kecap ini
mengingatkan akan mata pelajaran yang saya ampu yaitu IPA. Begitu padatnya
kurikulum hingga kadang kita lupa kecakapan hidup apakah yang sudah kita
berikan untuk peserta didik sebagai bekal dikehidupannya kelak. Tanya itu terus
menggelayut betapa kita sibuk dengan target kurikulum namun lalai dengan bekal
kecakapan hidup untuk peserta didik kita.
Mari kita mengingat kembali apa yang
sudah kita berikan untuk peserta didik kita. Semoga di saat yang tepat kita
mampu memberikan yang terbaik dan selalu
dirindukan kehadiran kita oleh para peserta didik. Teruslah berjuang dan
ciptakan semangat positif dalam kebersamaan bersama kita bisa.
Bersyukur pada Allah yang maha kuasa
atas kenikmatan yang masih bisa dirasakan pagi ini. Hari hari diawali dengan
menulis kisah kisah sederhana. Mencoba menerapakan himbauan seoarang motivator
dalam komunitas belajar menulis yaitu “Menulislah setiap hari dan lihatlah apa
yang terjadi”. Semaga hari hari kita semakin penuh energi positif untuk memulai
aktifitas. Aamiin ….
Mataram
Minggu 5 Juli2020
Bu naniiik hebaaat
BalasHapusMasih belajar bu ... mulai dari yg sederhana
HapusAlhamdulillah..semoga ya kita sebagai guru bisa memberi kan yg terbaik kepada peserta didiknya
BalasHapusAamiin Yarobbal'allamin ...
HapusTerus n tetaplah Semangat menulis! Mantap!
BalasHapusAamiin...ikut mengamini ending tulisannya bu
BalasHapusproduktif menulis, manthap
BalasHapusLanjut terus bu..
BalasHapusWah.. Bagus bu. Sepenggal kisah di awal hari sudah dibuat. Semangat menulis👍
BalasHapusKereeen say
BalasHapusDari hal kecil menjadi karya yang manis
BalasHapus