Kuliah ke 22 malam ini
disampaikan oleh Akbar Zainudin dengan bahasan utama tentang”Langkah langkah
menulis buku”. Berprofesi sebagai
pengajar, mengajar di berbagai lembaga sebagai trainer.
Terkadang mengajar di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, instansi
pemerintah, dan juga swasta. Materi yang saya kuasai berkisar pada motivasi;
motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi mengajar,
motivasi berwira usaha, dan motivasi hidup. Pada menulis buku yang pertama yaitu, "Man Jadda
Wajada". Dari situ bergerak lebih
jauh mengembangkan menjadi buku dan
materi pelatihan.
Ada Enam langkah yang
sudah diringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP ( 6 huruf ajaib kata
moderator ) yaitu Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.
1. Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA
tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema
ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Menurut
bapak Akbar karena tema terkait branding maka sebaiknya untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar
kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang
bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa
2.
Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau
Daftar isi. Gunanya outline:
a. Agar
tulisan kita terarah.
b. Bisa
buat jadwal dan target.
c. Menghindari
"ngeblank" pada saat menulis.
d. Agar
bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit
bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan
orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan
langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari”
ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. Bukunya akan selesai? Tentu tidak.
Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan.
Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline. Bagaimana Cara Mengembangkan
Daftar Isi (outline) tetap menerapkan prinsip 5W dan 1 H.
Alur
Cerita. Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya
seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di
mana senangnya. Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad
ending, dan sebagainya.Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya
atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya digunakan mindmap untuk membantu
membuat daftar isi. Hal ini harus dikerjakan agar ada rel ke mana tulisan kita,
biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling
penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.
Buku
lain yang ingin dibedah daftar isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal
dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.
Karena
itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang
umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi. Maka mulai dengan cara yang sama;
menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.
a. Apa
itu sukses.
b. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
c. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
d. Sukses
itu apa menurut pesantren?
e. Bagaimana
caranya agar kita sukses?
f. Apa yang harus kita lakukan mulai dari
sekarang?
Dari poin-poin itu dijabarkan lebih
detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu dituliskan
satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari
Pesantren".Buku ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000
eksemplar di seluruh Indonesia
Rahasia
bapak Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini.
Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan
penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius
mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya
dalam 180 hari!"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’!
(Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior
saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide
sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris" Saya
bagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar yaitu Sikap Mental, Motif
Menulis, Mencari Ide, Apa yang Ditulis, Bagaimana Menulis, Mengenal Pembaca, Mengenal
Penerbit.
1.
Langkah ketiga adalah J. Buatlah JADWAL
penulisan.Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau
plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya
seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan
memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
Cara membuat jadwal
3.1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang
berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
3.2. Isi Nomer
3.3. Isi Judul Artikel
3.4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa
Hari) Artikel akan Ditulis
3.5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada
saat ini.
3.6. Isi Keterangan dengan apakah sudah
selesai ditulis atau belum.
Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada
jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri
sendiri. Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan
selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah
kita kapan selesai.
2.
Langkah keempat adalah T. TULISKAN.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai
outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan
apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul
artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
3.
Langkah kelima adalah R, REVISI. Revisilah tulisan kalau semua draft
tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau
kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua
draft buku. Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang perlu direvisi yaitu data dan informasi yang
kurang,
tata
bahasa, gaya tulisan disamakan dari awal hingga akhir serta yang terakhir
adalah
judul
artikel buatlah judul-judul yang menarik.
4.
Langkah keenam adalah P kirim ke PENERBIT.
Apa
yang menjadi pertimbangan penerbit?
Paling
utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat
pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita, Siapa yang butuh, Berapa banyak orang
yang butuh, Buku kita menjawab kebutuhan apa, Semakin besar kebutuhan
masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita
mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan
baca. Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa
kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis. Kita harus mampu menjawab
pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan
penerbit. Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk
membantu pemasaran buku. Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos,
Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.
Apakah perlu membayar kepada
penerbit? Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang
ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah.
Naskah harus sudah jadi. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam
bentuk CD atau Flash Disk. Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Dalam sesi tanya jawab terdapat tambahan ilmu mengenai
sumber inspirasi pada sebuah buku. Kisaran inspirasi berasal dari pengalaman
pribadi antara 30 – 60 persen namun bisa jadi 80 persen jika menuliskan novel
dari kisah nyata. Maka sebagai penulis harus memiliki pengalaman yang cukup
beragam untuk dapat menginspirasi hal ini melatih kepekaan hati dan pikir yang
dapat menambahkan rasa dan karsa dalam sebuah tulisan.
Terungkap pula bagaimana membatasi dan menghilangkan
keraguan atas tema yang dipilih. Maka yang paling penting untuk mengatasi semua
itu adalah pilihlah tema yang kita senangi dan kita kuasai sehingga tidak akan
memunculkan kekhawatiran seperti sudah ada yang menulis, menemui jalan buntu,
tidak ada refernsi dan tidak menarik.Kalaupun tidak kita kuasai sekarang, kalau
kita senangi kita akan mau bekerja keras mencari bahan-bahan yang bisa buat
kita tulis. Apakah ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya dengan para
ahli, dan sebagainya. Tentukan saja temanya, buat kerangkanya, dan mulailah
menulis. Ketakutan-ketakutan itu seringkali hanya ada pada pikiran kita.
1. Banyak
baca buku.
2. Latihan menulis setiap hari. Jadwalkan setiap
hari menulis 15 menit saja. Disiplin. Nanti akan terlatih untuk bisa menuliskan
berbagai ide secara baik.
3. Ikut
seminar dan pelatihan.
4. Upload tulisan di blog dan medsos.
5. Punya
mentor menulis.
Terbersit
tanya dalam ragu diri mengapa harus menulis dengan usia yang sudah tidak muda
lagi. Tidak ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan kemampuan
mempertahankan otak kita selain membaca dan menulis. Menulis adalah tentang
kebahagiaan. Kalau kita tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah sekali hidup
ini. Menulis buku itu warisan terbaik kita. Di situ kita bisa cerita apa saja.
Harapan kita, "unek-unek" perasaan kita. Bebas saja menulisnya.
Menulis adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus
menerus dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan kalau
nanti kita sudah tiada. Menulis itu membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari
bangun dengan semangat baru, ada target baru yang harus kita selesaikan.
Apalagi yang menyenangkan hidup kita selain bersemangat setiap hari. Tidak ada
kata terlambat segera mulai kalau sekarang mulai tidak ada kata terlambat.
Materi
ini sangat menginspirasi khususnya saya yang tergolong tidak muda lagi difaktor
usia. Itulah maanfat kita berkomunitas dalam kegiatan belajar menulis bersama
Om Jay untuk saling memberikan semangat sehingga kegiatan dan hambatan menulis
selalu dapat solusi terbaik sehingga umur tidak menghambat produktivitas kita
dalam menulis.
Ayo segera terbitkan bukumu
BalasHapusMantapzzz.....
BalasHapusKeren resume nya...
BalasHapusMenginspirasi sekali
salam Inspirasi
Sang Inspirator Banua
inspiratorbanua.wordpress.com
Semangat utk berkarya bun
BalasHapusMantul resumenya
Yang sama terlambat nulis, ayo semangat
BalasHapusSemNgat membarA hsilkan karya bu...
BalasHapusMantab bu
BalasHapusMantab bu
BalasHapusKomplit bu
BalasHapusSip bu
BalasHapus