BELAJAR MENULIS
GELOMBANG 11
RESUME : 16
PERESUME : Nanik
Yuliani, M.Pd
Kuliah ke 16 malam ini bersama bapak Edi S MULYANA dari
penerbit Andi dengan moderator langsung oleh Om Jay. Pemaparan diawali dengan masalah yang sedang
dihadapi dunia penerbitan atas dampak pandemi yang terjadi dimana kapan
berakhirnya masih belum diketahui.
Bapak Edi menyatakan bahwa dunia penerbitan adalah dunia
bisnis semata yang tentunya diiuti idealisme di dalamnya. Di dalam dunia bisnis
otomatis yang dicari adalah keuntungan artinya penjualan buku untuk bisnis
penerbitan. Toko buku merupakan outlet utama bisnis penerbitan buku yang
menjadi penopang utama bisnis ini sehingga keuntungan sudah menjadi suatu
ekosistem yang khas.
Pandemi memberikan dampak yang sangat signifikan di dunia
penerbitan dengan sangat tajam hingga terkadang harus berhenti untuk bisnisnya
sementara waktu sambil melihat keadaan. Dengan berlakunya PSBB toko buku yang
menjadi andalan penerbit harus terhenti karena omzet hanya tersisa 10%. Dengan
tutup oulet berdampak langsung ke produksi buku hingga ke sisi penerbit.
Setelah masa pandemi berlangsung 3 bulan secercah harapan
muncul, oulet mulai menggeliat kembali hingga mampu mencapai 80% peningkatan
penjualan. Sehingga yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat
memutuskan apakah melaju kembali ataukah menunggu terlebih dahulu keadaan
menjadi lebih pasti. Melaju, tentunya
butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3 bulan, sehingga
gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas,
sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan.
Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk
mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan
buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Pengalaman
kami, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti
ini. Kami beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami
tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan
bahan-bahan buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.
Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah
buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan
masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit mempunyai
database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi
siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu
materi, kemudian kita pasarkan dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi penulis,
penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak
diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi,
eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan keahlian
tertentu.
Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis
yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa
tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik,
dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Media WA yang dikelola oom Jay ini, merupakan latihan
yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian penulis dalam
mengungkapan apa yang ada dalam pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca,
diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita. Semua perlu proses, latihan, dan
kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana
latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada.
Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan
secara berulang dan berkali-kalai sehingga akan semakin lihai dalam mengolah
kata yang dirangkai dalam tulisan.Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras,
tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk mulai menulis,
karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan
para penulis.
Penerbit akan
selalau melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan seorang penulis, sehingga
kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis semata.Sehingga terkadang
tulisan yang luar biasa, tidak terlihat
oleh penerbit yang hanya melihat busines proces nya saja, bukan writing
processnya. Dengan sudut pandang ini, perlu sedikit berempati
kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus
dilakukan adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema
yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang
biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller. Buku ini biasa tidak
menjadi rencana namun memiliki kekuatan alami yang mampu membri kesan pada
pembaca hingga membuat pembaca menceritakan dari mulut ke mulut tentang
bacaannya sehingga bisa boming dahsyat hingga menjadi best Seller.
Mari mulai menulis dengan tema yang disukai dan
betul-betul kuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan
di lingkungan teman. Jika sudah Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang
isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan
melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama,
positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa
berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Penulis dapat sedikit
"Ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisannya.
Penerbit bukan maha tahu, penerbit di dasarkan pada data
historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya
agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang
berlum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu bapak ibu beri
perhatian, untuk menyadarkan penerbit akan tema yang diangkat dalam tulisan .
Tulislah rencana penulisan dengan target market yang
dituju. Syukur-syukur menawarkan
rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era
normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book,
untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semakin
banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal
ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan Dengan
dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu bahkan
mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu akan menjadi Immortal tidak lekang oleh
keadaan jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita.
Dokumentasi sekalian dalam bentuk buku akan kami kirimkan ke Perpustakaan
Nasional bagian deposit, yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di
masa yang akan datang, akan dapat menelusuri jejak langkah dokumentasi dalam
bentuk tulisan dan menuju keabadian.
Dunia tulis menulis tidak akan mati, terus berkarya
bagaimanapun keadaannya, karena di luar sana masih banyak pembaca yang
menginginkan relung keinginan tahuannya dari tulisan. Penerbit akan mencoba
menjembataninya semampu mungkin ditengah perubahan jaman yang luar baiasa.
Tak lupa bapak Edi memberikan email edis.mulyanta@gamail.com
untuk mengirimkan tulisan kita yang siap untuk diterbitkan dangan format
penulisan proosal isinya adalah: Judul
Buku, Outline Rencana Buku dalam bantuk bab dan sub bab, Sinopsis Buku, CV
Penulis. Sertakan pula sampel bab yang sudah ditulis minimal 1 bab, sehingga
memudahkan bagian editorial memerkirakan kemampuan editing mandiri penulisnya.
Untuk menjadi sebuah buku membutuhkan kesabaran karena dari proposal hingga
menjadi buku membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 tahun bahkan pernah sampai ada
yang sampai 7 tahun.
Semoga kesabaran
membuahkan karya yang sangat berkesan.
Mantab
BalasHapusKeren Bu
BalasHapusTetap keren bu..
BalasHapusKeren Bu
BalasHapuswaw parafrase kalimatnya sudah bagus bu. introduction juga bagus.
BalasHapusmantap
BalasHapus