BELAJAR MENULIS
GELOMBANG 11
RESUME :20
DISAMPAIKAN : Rabu
15 Juli 2020
PERESUME : Nanik Yuliani, M.Pd
Bapak M. Anwar Djaelani ayah tiga anak ini lahir di
Pamekasan yang tahun ini genap berusia 58 tahun. Menyelesaikan S2 Ilmu-ilmu
Sosial di Universitas Airlangga (2003). Sejak SMA aktif di organisasi
sosial-keagamaan. Hingga saat ini aktif diberbagai organisasi keagamaan.
Menulis artikel sejak 1996 dan telah menerbitkan banyak buku baik solo maupun
kroyokan. Banyak buku ditulis mengenai keagamaan. Menulis diawalinya sebagai
penulis artikel.
Menurut bapak Anwar menulis
artikel adalah sebuah ketrampilan. Kita akan trampil jika rajin berlatih. Sikap
giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam,
misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5.
Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan
untuk gemar menulis. Warnai dunia dengan menulis.
Semangat
bisa semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif
menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, trampil
menulis artikel dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku. Banyak membaca
adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan :
1. Mendapatkan
pengetahuan / wawasan baru.
2. Tterbit
ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya.
3. Memperkaya
perbendaharaan kata.
Sungguh,
tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah satu seorang pendiri
Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak
punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”.
Tentang
Niat dan Pembiasaan. Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu
harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa
motivasi kita menulis.
Tema
untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak
tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah,
televisi, dan internet. Agar bisa dimuat di media tema tulisan harus aktual dan
menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama
agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain
seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan
berbahasa.
Tema
akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk
menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang
tak biasa biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya
Setelah
tema tulisan kita tetapkan membuat outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan
sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan
pengembangan penulisan. Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga
Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan kita
sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di
pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian
pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian
dan analisis sebelumnya. Contoh Outline:
Tetap
Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
• Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1
paragraf)
• Manusia selalu diuji dengan bentuk
beragam (2 paragraf)
• Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
• Dampak negatif Covid-19 secara umum
(2 paragraf)
• Dampak negatif Covid-19 di dunia
pendidikan (3 paragraf)
• Sudut pandang agama, bersama
kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai pilihan cara belajar di saat
pandemi (4 paragraf)
• Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di
situasi apapun (1 paragraf)
Total,
ada 16 paragraf
Setelah
diberikan contoh outline oleh pemateri para peserta diberikan tantangan untuk
berlatih membuat outline secara dadakan. Luar biasa outline para peserta sangat
bagus dan telah menyerap ilmu dari bapak Anwar. Sebuah outline tidaklah mutlak harus
menjadi harga mati namun bisa berubah namun perubahan janganlah terlalu drastis
ungkap bapak Anwar .
Tanya
jawab dengan parapeserta belajar menulis begitu terjalin dengan lancar dengan
pertanyaan yang berkwalitas dan jawaban yang berbobot untuk bertambah wawasan
tentang kepenulisan. Diakhir paparan bapak Anwar memberikan statmen bahwa
percuma mengikuti pelatihan pelatihan menulis, percuma membaca panduan panduan
menulis jika tidak menulis maka Sekarang, tak perlu kita tunda-tunda lagi.
Untuk bisa menulis artikel dan kemudian buku, tak ada kiat yang paling manjur
kecuali apa yang dikenal sebagai “Tiga M”: Mulai, mulai, dan mulailah!. Tetap
semangat menulis.
Keren bu..3M : Mulai, mulai, mulai...
BalasHapusManthap
BalasHapusSip hebat
BalasHapusGoresan pena dg kalimat tercermin ulet mjd modal berharga utk menerbitkan buku yg diminati pembaca, maju terus pantang mundur utk meraih sebuah buku inspiratif.selamat dan sukses selalu
BalasHapus