NENEK GURU
Setelah aktifitas shubuh kita semua
bergegas bersiap untuk melakukan olah raga pagi. Berencana menggunakan sepeda
pagi ini namun sepertinya batal karena salah satu roda sepeda kami ada yang
kempes maka diputuskan jalan saja. Bertemu dengan beberapa tetangga namun
berlawanan arah perjalanan kita. Jalanan semakin ramai sepertinya new normal
sudah mulai dijalani. Tampak hampir semua yang ditemui di jalan menggunakan
masker. Banyak masker yang dikenakan lucu lucu mereka menyebutnya masker
karakter. Menarik sekali karena terlihat terutama anak anak sangat senang
memakainya. Yang perlu diberikan pemahaman pada mereka adalah tentang fungsi
masker adalah melindungi diri dan orang lain dari bahaya penyebaran virus. Sedang
karakter masker adalah bagian dari sekedar pilihan yang disenangi. Yang tidak
kalah pentingnya adalah masker tidak boleh bertukar dengan siapapun karena
sifatnya adalah sangat pribadi. Mengapa perlunya menanamkan hal ini karena
sikecilku mengatakan bagus sekali
kalau bertemu orang yang menggunakan masker dengan karakter kartun kesukaanya.
Berharap keramaian berolah raga pagi
dengan mengikuti ajuran kesehatan protokol covid membuat badan lebih bugar.
Menyapa beberapa tetangga yang bertemu di jalan adalah bonusnya. Terasa sekali
sosial dan fisical distansing yang kita patuhi sehingga kita hanya just see
hallo kata orang bule. Mungkin karena belum terbiasa saja jadi terasa aneh. Sepanjang
jalan menatap sang surya yang masih malu menampakan sinarnya namun telah nanpak
kecantikan semburat warna emasnya mencoba menyelesaikan rute memutar
di perempatan untuk arah kembali ke rumah.
Ditengah perjalanan kembali ditegur
seseorang dengan keluarga kecilnya sepertinya saya tidak tanda karena
menggunakan masker. Ditengah saya masih berpikir siapa yang menegur ini , dia
menyebutkan bahwa dulu murid saya waktu di SMP. Saat ini dia bekerja sebagai
dokter di rumah sakit Bhayangkara dan telah memiliki satu orang putra yang akan masuk SMP dan satu oarang putri yang masih sekolah di taman kanak
kanak. Terjadi obrolan diantara kami tentang PPDB ternyata sang anak ingin
masuk di sekolah sang ayah dulu sekolah. Dengan sistem zonasi maka tidak dapat
masuk karena memang bukan zonasinya namun bersyukur anandanya masuk melalui jalur prestasi karena waktu SD
pernah menjadi juara OSN IPA sampai tingkat Propinsi.
Tidak terasa perjalanan sudah hampir
mendekati gang rumah sehingga kitapun berpisah. Sepanjang jalan menuju rumah kembali kita meriah dengan ada yang saling
berkejaran. Namun dalam hati terasa bahwa diri ini sudah tua alias sudah
puluhan tahun berprofesi sebagai guru karena setiap kali bertemu dengan siswa yang sudah berkeluarga bahkan yang anakanya
menjadi siswa kita ibaratnya menjadi nenek
guru. Kadang rasa itu muncul sebagai spirit untuk mengabdi dengan lebih
baik namun ada kalanya muncul diri sudah waktunya menanti pensiun. Namun pagi
ini spirit yang muncul adalah ingin berkarya tanpa memikirkan lamanya
pengabdian namun ingin mengisi pengabdian ini dengan lebih baik dan bermanfaat
untuk sesama dengan nilai positif yang terus bertambah. Mari kita buat minuman
pagi sebagai penyemangat hari setelah meminum air putih sebagai penawar haus
dan kesehatan tubuh setelah berolah raga. Ya Robbi terimakasih atas berkahMu pagi yang indah ini.
Mataram Rabu 24 Juni 2020
Nenek guru... julukan yang indah Bu☺️
BalasHapuswah brarti saya juga dah nenek guru ya.... dah ngajar anaknya bbrp siswa saya dl. bagus bu ...
BalasHapus😊 sy juga hampir nenek guru bun
BalasHapus