Belajar
menulis gelombang 11
Pertemuan
: Senin 8 juni 2020
Pemateri
: Emi Sudarwati
Tema
: Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Peresume : Nanik Yuliani, M.Pd
Pada tahun
2013.
Penulis
bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro. Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi
Bojonegoro). Di sana penulis banyak
berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior. Seperti : JFX. Hoery
(Padangan-Bojonegoro), Sunaryata Soemardjo
(Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto
(Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG
(Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan
masih banyak lagi yang lainnya.Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis
itu, akhirnya penulis mendapatkan pencerahan.
Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN
(Internsional Standart Book Nomber).
Pada awal tahun
2014
ini terbitlah
Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku
LUNG. Pada penghujung tahun 2014.
Kembali bekerja sama dengan PSJB, penulis menerbitkan buku karya Emi
Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno.
Tidak berhenti sampai di situ.
Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala
dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.Sampai-sampai penulis dan
siswa didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara. Alhasil, besuknya tayang di surat kabar
harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu. Dari sana,
semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut. Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro
banyak diserbu pembeli buku. Semua ingin
membaca dan belajar.
Pada tahun 2015
Penulis
ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional. Awalnya ada rasa tidak percaya diri. Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku
kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi. Akhirnya penulis mengirimkan karya inovasi,
meskipun dengan setengah hati.Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan
sebagai finalis inobelnas. Bersama 102
guru dari seluruh Indonesia, penulis diundang ke Jakarta untuk presentasi. Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian
tulis juga. Seusai lomba, seluruh
finalis diajak berwisata di Dufan. Meskipun
belum mendapat juara, namun penulis sudah cukup bangga, bisa belajar bersama
guru-guru hebat dari seluruh tanah air.
Di samping itu,
penulis juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di
BBJT. PSJB adalah kepanjangan dari
Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.
Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur. Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan
sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra
Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.
Puji sukur, penulis
mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi. Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan
beberapa buku karya sastra siswa. Semua
itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih
berinovasi lagi. Dengan status baru ini,
penulis merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus
literasi di manapun juga. Bukan hanya
untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.
Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada tahun 2016
Penulis ditugaskan
mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro. Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua
kalinya. Karena banyak guru menolak
mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis ditugaskan lagi. Ternyata tidak sia-sia. Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga
puluhan peserta.
Pada tahun yang
sama, penulis kembali mengirimkan karya inobel.
Kali ini bukan atas inisiatif
bapak kepala sekolah, tetapi keinginan penulis sendiri. Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu
menginspirasi. Kali ini bukan karya
baru. Namun karya lama yang diedit,
dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri. Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori
SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal)…
Pada tahun 2017
Tidak berhenti
sampai di situ. Beberapa bulan
berikutnya. Penulis diundang untuk
mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.
Tidak ingin melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir
ke negara tetangga, yaitu Singapura.
Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug
Singapura.Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan
baik. Kapan lagi seorang guru bisa
jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut.Kebetulan
juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu
kegiatan belajar-mengajar di sekolah.Paska menyandang predikat juara I
inobelnas, penulis belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama. Tentu dalam waktu yang belum bisadiprediksi
Pada tahun 2018
Ratusan buku
lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.
Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka
nama grup dirubah. Yaitu menjadi
Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa
undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan. Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban,
Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.
Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara
sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.
Sedang di
Bojonegoro sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru
(PBG). Setiap saat harus siap menerima
panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG
kecamatan.
Selain di PBG
Pada tahun 2019
Penulis
mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis berdua dengan suami. Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan
pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia.Selanjutnya, di tahun yang
sama. Penulis ingin menerbitkan 2 buku
tunggal dan beberapa buku patungan. Buku
tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan
umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke
dua adalah ini, Menulis dan menerbitkan
Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.
Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.Adapun untuk patungan,
seperti biasa saja. Yaitu menulis
bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif. Juga menulis bersama penerbit Pustaka
Ilalang,
Saat ini saya
konsentrasi mengelola TBM Kinanthi.
Sungguh sebuah sharing pengalaman yang
sangat menakjubkan untuk bisa menginspirasi penulis pemula khususnya seperti
saya. Keuletan dan kesungguhan merupakan hal yang harus menyertai kegiatan kita
dalam menghasilkan sebuah karya yang spektakuker. Sebuah bentuk pengabdian yang
total dan tulus akan menghantarkan pada kesuksesan yang akan berbuah manis pada
saatnya.
Kerja sama dengan berbagai pihak dan
berkomunitas dengan banyak banyak kalangan membuat pola pikir kita makin
terasah dengan matang dan menjadi tangguh serta kaya akan inspirasi dan
imajinasi. Untuk menjadikan sebuah karya hingga berjumlah sangat banyak perlu
sebuah disiplin diri untuk selalu ajeg mengolah rasa dan karsa untuk mampu
menjadikan segala geliat diantara kehidupan kita sebagai inspirasi yang tak
pernah kering.
Dukungan keluarga sangatlah penting agar
ragam karya kita menjadi lebih sempurna terbukti dengan terbitnya buku bersama
sang suami ibu Emi Sudarwati tentang perjalanan umroh dan haji beliau berdua.
Tak terbayang betapa lengkap dan sempurnanya karya ibu.
Bersyukur dengan ikut kegiatan belajar
menulis bersama Om Jay banyak mengenal orang orang hebat dengan karya karya
yang luar biasa. Mmembuat motivasi diri membara dan ingin selalu memperbaiki
diri dengan berkarya dalam sebuah tulisan yang bisa memberikan inspirasi bagi
orang lain. Namun mungkin hal itu bagi saya terlalu muluk sebagai pemula namun
terbersit karyaku untuk cerita pada anak cucu suatu saat kelak . Trims Om Jay atas kesempatan yang diberikan
pada saya lewat kesempatan belajar menulis gelombang 11. Semoga kebaikan Om Jay
menjadikan ladang pahala yang tiada pernah kering. Aamiin…
mantap resumenya..lanjutkan bu
BalasHapusJoos resumenya, ...
BalasHapus