Selasa, 22 Desember 2020

JALUR YANG TIDAK BIASA

                   JALUR YANG TIDAK BIASA

        Warna langit masih membiru sang surya masih malu malu menambahkan kecantikannya pada langit, terasa udara sangat segar ku ayun langkahku bersama ibundaku tersayang untuk menambah kebugaran dengan berjalan santai. Hari ketiga libur ini ingin kuambil rute yang tidak terlaalu jauh namun dapat menabah semangat ibunda untuk mengikuti perjalanan dengan santai. 
        Pada awal perjalanan di sudat pengkolan jalan keluar dari komplek rumah kami tampak pedagang nasi bungkus daun pisang namanya ramai sekali dan banyak polisi berseragam namun dengan beberapa kuda yanng ditunggangi, sempat terpikir ada peristiwa  apakah gerangan. Namun dari beberapa orang yang berbicara terdengar bahwa para polisi sedang melatih pasukan berkuda sedang melintas dan beberapa ada yang mampir beli sarapan nasi bungkus daun pisang.
        Pemandangan yang tidak biasa polisi berkendara kuda di jalan raya. Banyak sekali anak anak kecil yang sedang bersepeda juga sedang menikmati libur sekolah  menyaksikan dengan wajah yang terkagum kagum. Terdengar celoteh mereka membandingkan tinggi kuda sebagai bentuk kegagahan sang kuda dan kekuatan sang kuda jika diadu lari pikir mereka. Mereka meperbincangkan tinggi badannya, warna tubuhnya hingga panjang pendek rambut si kuda. 
        Kutinggalkan mereka untuk menghindari kerumunan dengan kekagumannya serta celoteh lucunya. Kucoba mencari rute untuk jalan jalan pagi ini kearah yang belum pernah kusinggahi meski tidak jauh dari komplek rumah kami.Tiga blok dari gang rumah kami memasuki gang yang sediit sempit, ternyata disana kutemui sentra pemotongan ayam. Memang pernah ibu ibu komplek bercerita namun baru sekarang bisa melihat secara langsung.
        Ternyata di daerah ini geliat aktifitas telah dimulai dari hari masih gelap dengan memotong ayam untuk dijual ke pasar pasar seputar komplek kami. Ternyata tanpa sengaja saya bertemu dngan penjual ayam yang biasa saya beli ayamnya di pasar komplek kami. Untung saat itu membawa uang sekedar isi kantong sehingga membeli ayam satu kilo untuk kami masak. Teringat baru membeli  alat masak yang baru kami beli lewat belanja online. Siap untuk diciba,  inilah alat masak yang dimaksud.

        Alhamdulillah alat mudah dioperasikan untuk membuat menu ayam bakar sebagai teman bersantap pagi. Tidak terlalu lama untuk menunggu matang dan jadilah ayam bakar pedas manis favorit keluarga. Inilah tampilan hasil ayam bakar pedas manis
         Nikmat sehat adalah karunia yang tiada tara rasanya karena masih bisa memakan apapun yang diinginkan meski tentu saja makanan yang berdampak bagi kesehatan adalah yang selalu diutamakan. Proses memasak ini juga salah satu upaya untuk menuju lebih sehat, karena ternyata alat masak ini mampu mengurangi lemak pada makanan seperti pada ayam dengan prosentase penurunan kadar lemak yang cukup besar. Alhamdulillah... sekarang kita sarapan dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar