Minggu, 31 Mei 2020

Mengenang Ramadhan 1414 H

Ramadhan 1414 H adalah bagian dari sejarah perjalanan hidup yang tidak akan terlupakan sepanjang hayat. Bersama pandemi cavid 19 kita menjalani ibadah Ramadhan. Sangat berbeda dengan tahun tahun yang sebelumnya dalam sepanjang hayat.Tidak ada sekilaspun dalam pikiran bahwa keadaan seperti ini kita alami.. Menjelang awal Ramadhan harapan sangat besar untuk bisa kembali normal untuk menjalankan ibadah shaum Ramadhan. Namun apa yang terjadi situasi makin mencekam dan semua tidak pasti dengan kondisi untuk bisa menjalani ibadah shaum Ramadhan dengan normal. Tidak punya pilihan yang terbaik untuk dapat menjalankan shaum Ramadhan dengan semua dijalani dengan di rumah saja ( Stay at Home ). Tarawih pertama tak terelakan cucuran air mata berderai tanpa bisa terbendung, betapa sangat menyentuh relung hati yang paling dalam. 
Terasa syahdu dan betapa rahmat Allah yang masih dilimpahkan meski kita nikmati di rumah saja. Keluarga kebetulan cukup lengkap ada ibunda, ada saya dan suami, ada dua anak laki laki dan satu menantu serta dua keponakan perempuan. Cukup meriah untuk pelaksanaan sholat berjamaah di rumah.  
Hari hari kita jalani dengan ibadah hanya di rumah saja. Perlahan namun pasti rasa hikmat beribadah itu muncul mengalir mendesir dengan lirih. Sholat maqrib, Isya dan shubuh yang selalu berjamaah untuk ashar dan dhuhur tidak selalu. Yang biasanya ayah saja yang menjadi imam di rumah, saat itu semua yang laki laki dapat giliran menjadi imam sholat tarawih. Yang mengejutkan adalah saat ananda bungsu menjadi imam begitu indahnya bacaannya dan sangat syahdu membacanya. Ya Allah syukur yang tiada terhingga untuk semua yang sudah Engkau limpahkan kepada kami. Semua yang terjadi pasti membawa hikmah dan berkah. Tiada yang sia sia Allah hadirkan dalam dunia tergantung manusia menyikapinya. semoga hari hari setelah Ramadhan menjadi lebih baik dan lebih bersyukur atas semua yang Allah kehendaki. Aamiin

Kamis, 28 Mei 2020

5 Syawal

Kamis malam jumat 5 Syawal 2020 Allah melimpahkan rahmatnya dengan turunnya hujan mendekati saat maqrib tiba. Berbuka yang keempat di bulan Syawal ditemani dengan suara hujan. Dingin menyelimuti hati saat menunaikan sholat maqrib, saat hujan terasa sangat deras terlihat tumpahannya yang turun dari genting rumah. Sebuah riwayat mengatakan doa akan diijabah salah satunya adalah pada saat hujan turun menyirami bumi. maka hari ini banyak keistimewaan untuk terkabulnya sebuah doa. Ya Allah Ya Robbi angkat semua penyakit yang melanda umat manusia di bumi ini, hanya atas kuasaMu lah semua ini bisa berakhir. Cukupkanlah ujianMu atas wabah Covid 19 ini kami ingin kembali seperti dulu lagi. Semua ini memang kesalah kami sebagai hamba yang jauh dari kebenaran maka tuntunlah hamba untuk selalu di jalanMu yaitu jalan yang selalu engkau ridhoi.Aamiin

Senin, 25 Mei 2020

Syawal hari ketiga

Tiada kata yang bisa terucap hanya syukur yang tiada tara hingga masih bisa melanjutkan kehidupan ini. Sholat shubuh telah didirikan zikirpun sudah diresapkan Ya Allah nikmatMU masih sering aku dustakan. Diluar sana banyak para tenaga medis dan aparat keamanan yang masih berjibaku dengan keadaan pandemi Covid 19. Namun aku dapat tidur nyenyak ditempat yang nyaman.Bersama ibuku, suami, anak dan cucu juga saudara yang datang bersilaturahim karena jarak rumah yang dekat aku merayakan Idul Fitri. Memang Idul Fitri 1414 H sangat berbeda dengan Idul Fitri disepanjang hidupku. Biasanya perayaan Idul Fitri dirayakan di kampung halaman alias mudik.Namun dengan adanya Pandemi ini harus merayakan Idul Fitri di rumah saja.
Banyak hal dapat mengguggah pikiran dan hati ini saat secuil kenikmatan yang biasa kita rasakan ditarik oleh Sangempunya. Hati menjadi lebar dan seakan mampu menerima meskipun diawali dengan linangan air mata saat kita hanya bisa bersilaturahmi melalui online. Namun lagi lagi pembelajaran yang berharga kita dapati bahwa semua ini adalah kuasa dan takdir Illahi sebagai manusia hanya bisa berencana segela penentu hanya pada yang kuasa.
berserah diri adalah langkah yang utama setelah diiringi dengan ikhtiar dan doa. Semakin kita mendekat pada diri maka semakin membangkitkan semangat menghadapi situasi seperti saat ini. Semoga semua ini segera berlalu Allah melindungi kita semua bangsa Indonesia. AAmiin

Kamis, 21 Mei 2020

PENGHUJUNG RAMADHAN

Entah apa yang kurasa saat Ramadhan akan segera meninggalkan ku. Seakan baru kemarin engkau hadir namun sudah 29 hari berlalu itukah hitungan manusia. Rapuh hati mengingat apa yang telah dilaku selama itu, tanya dalam diri terus merayap dalam relung hati. Serasa tak kutemukan yang istimewa dalam laku diri meski tak buat kecewa nurani diri dan orang lain.Bulir hangat itu mengalir dipipi saat merasa malam ini adalah sholat tarawih yang terakhir karena esok malam sudah pelaksanaan takbir untuk memasuki 1 Syawal.
Ya Ramadhan akankah kita bertemu kembali. Menyeruak rintihan dalam hati seakan tak sanggup untuk kau tinggal pergi.Gelaran akbar dalam ibadah seakan ikut terhanyut dengan hadirmu. Tak kenal lelah bahkan kantukpun sering terusir. Timbul tanya mengapa diri bisa menjadi seperti itu bila bersamamu. Karenanya semua manusia pasti berharap dapat bertemu denganmu di waktu berikutnya. Ramadhan engkau selalu kunanti.

Minggu, 17 Mei 2020

tiga paragraf setelah lama tidak pernah lagi membuka blog yang ternyata masih ada


          TIGA PARAGRAF MENJAWAB                                           TANTANGAN 

        Awal sekolah diliburkan atau belajar di rumah karena adanya pandemi covid 19 yang terasa adalah kebingungan dan ketegangan yanga luar biasa. Seakan begitu cepat segala yang sudah terencana tinggalah sebagai sebuah cerita. Masih teringat kala itu sekolahku memiliki program baru yaitu untuk mendukung gerakan zero waste yang telah dicanang oleh bapak gubernur NTB di Desember tahun yang lalu. Disamping itu materi pembelajaran berjalan baru setengah semester lebih sedikit atau tersisa 2 Kompetensi Dasar yang lumayan luas cakupan materinya.
      Kebingungan yang terjadi adalah bagaimana menyelesaikan beban kurikulum sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Ternyata  solusi yang tersedia untuk menjawab kebingungan tersebut adalah menggunakan daring. Bersyukur masih ada solusi meski tidak semua peserta didik aktif dalam daring dengan berbagai macam alasan dari malas hingga masalah tidak adanya fasilitas pendukung daring yang tersedia. Daring yang dilakukan masih bersifat satu arah saja, karena guru mengirim tugas melalui media whatsApp grup kelas. Siswa membuat laporan tugasnya untuk dilaporkan ke guru mata pelajaran masing masing. Tugas dikirim setiap minggu.
      Periode pertama masa belajar di rumah dalam dua minggu peserta didik semangat melaporkan tugas yang sudah diselesaikannya kepada bapak ibu guru mata pelajaran masing masing.Ternyata masa belajar di rumah diperpanjang di periode kedua maka pembelajaran daring dilanjut dengan tugas ketiga dan keempat. Mulailah terjadi penerunan peserta didik yang menyelesaikan tugasnya bahkan lebih dari setengahnya. Banyak keluhan mereka yang bosan dengan tugas tugas melulu. Sebagai guru sangat sedih mendengar keluhan tersebut disituasi seperti saat ini.