Ramadhan 1414 H adalah bagian dari sejarah perjalanan hidup yang tidak akan terlupakan sepanjang hayat. Bersama pandemi cavid 19 kita menjalani ibadah Ramadhan. Sangat berbeda dengan tahun tahun yang sebelumnya dalam sepanjang hayat.Tidak ada sekilaspun dalam pikiran bahwa keadaan seperti ini kita alami.. Menjelang awal Ramadhan harapan sangat besar untuk bisa kembali normal untuk menjalankan ibadah shaum Ramadhan. Namun apa yang terjadi situasi makin mencekam dan semua tidak pasti dengan kondisi untuk bisa menjalani ibadah shaum Ramadhan dengan normal. Tidak punya pilihan yang terbaik untuk dapat menjalankan shaum Ramadhan dengan semua dijalani dengan di rumah saja ( Stay at Home ). Tarawih pertama tak terelakan cucuran air mata berderai tanpa bisa terbendung, betapa sangat menyentuh relung hati yang paling dalam.
Terasa syahdu dan betapa rahmat Allah yang masih dilimpahkan meski kita nikmati di rumah saja. Keluarga kebetulan cukup lengkap ada ibunda, ada saya dan suami, ada dua anak laki laki dan satu menantu serta dua keponakan perempuan. Cukup meriah untuk pelaksanaan sholat berjamaah di rumah.
Hari hari kita jalani dengan ibadah hanya di rumah saja. Perlahan namun pasti rasa hikmat beribadah itu muncul mengalir mendesir dengan lirih. Sholat maqrib, Isya dan shubuh yang selalu berjamaah untuk ashar dan dhuhur tidak selalu. Yang biasanya ayah saja yang menjadi imam di rumah, saat itu semua yang laki laki dapat giliran menjadi imam sholat tarawih. Yang mengejutkan adalah saat ananda bungsu menjadi imam begitu indahnya bacaannya dan sangat syahdu membacanya. Ya Allah syukur yang tiada terhingga untuk semua yang sudah Engkau limpahkan kepada kami. Semua yang terjadi pasti membawa hikmah dan berkah. Tiada yang sia sia Allah hadirkan dalam dunia tergantung manusia menyikapinya. semoga hari hari setelah Ramadhan menjadi lebih baik dan lebih bersyukur atas semua yang Allah kehendaki. Aamiin