Rabu, 23 Desember 2020

NASIB SUNGAI KITA

                   NASIB SUNGAI KITA

        Hari keempat libur ini tetap kuawali dengan jalan jalan pagi untuk meningkatkan imun dan mejernihkan pikiran untuk mendapat inspirasi dalam menulis. Jalanan masih basah dan dibeberapa bagian masih ada yang tergenang air namun segarnya udara dapat terasa begitu menembus dan mengikuti saluran pernapasan. Terasa lega dan ada yang mengatakan plong. Rasa syukur menyeruak dalam hati Allah masih mempertemukan dengan pagi yang indah dan begitu luar biasa.
        Kutapaki jalan dengan semangat terasa lebih sepi dari hari kemarin tidak ada bocah bocah yang bergerombol mengayuh sepeda ataupun saling berkejaran. Makin semangat kukayuh langkahku untuk menempuh rute jalan pagi hari ini.
        Diujung pertigaan didekat jembatan ada sebuah gereja yang biasanya sepi jika kulewati namun pagi ini nampak geliat aktifitas dari beberapa orang yang tergolong tidak muda lagi. Kucoba meneoleh sejenak pada mereka nampaknya sedang mempersiapkan keperluan untuk kebaktian nanti malam yaitu malam Natal 25 Desembaer 2020.
        Kulanjut perjalananku kepercepat langkah  agar metabolisme tubuh meningkat sehingga mampu menghasilkan keringat. Meski sedikit terengah engah usahaku berhasil juga untuk berkeringat. Setelah kurasa cukup kecepatan langkahkupun kukurangi untuk proses pendinginan.
        Saat kumelintasi jembatan dan menatap air yang mengalir di sungai yang airnya agak deras karena beberapa saat yang lalu turun hujan. Sedih rasanya melihat sungaiku yang airnya bercampur sampah. Bahkan banyak sampah yang nyangkut ditepian sungai sehingga nampak sangat kotor. Padahal ditepian sungai banyak keramba ikan yang dimiliki oleh para warga yang tinggal di sepanjang sungai tersebut.
        Terpikir olehku ini semua sebanarnya salah siapa, sering kita lihat budaya masyarakat kita membuang sampah dengan sengaja ke sungai adalah hal yang biasa saja. Hati kecilku berkata apakah aku selaku seorang pendidik ikut andil dalam kesalahan tersebut karena tidak mengedukasi murid untuk tidak membuang sampah di sungai. Kembali kucoba membuka pikiran seingat saya tidak hanti hentinya saya mengedukasi mereka tentang hal itu. Apalagi sejak diluncurkannya program Zero Waste oleh bapak gubernur di akhir 2019 yang lalu saya bahkan sangat gencar untuk memerangi sampah. Hingga kita perlakukan sampah menjadi barang yang masih mempunyai nilai ekonomi.
        Sudahlah tidak perlu dilanjut mencari siapa yang salah marilah kita bersama sama saling membahu mensukseskan program Zero Waste dengan langkah nyata dan mampu dirasakan oleh masyarakat luas. Sukses selalu untuk program Zero Waste. Jadikanlah sungai menjadi mata air kita bukan menjadi air mata kita karena banyaknya sampah yang dibuang ke sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar