TIGA PARAGRAF MENJAWAB TANTANGAN
Awal sekolah diliburkan atau belajar di rumah karena adanya pandemi covid 19 yang terasa adalah kebingungan dan ketegangan yanga luar biasa. Seakan begitu cepat segala yang sudah terencana tinggalah sebagai sebuah cerita. Masih teringat kala itu sekolahku memiliki program baru yaitu untuk mendukung gerakan zero waste yang telah dicanang oleh bapak gubernur NTB di Desember tahun yang lalu. Disamping itu materi pembelajaran berjalan baru setengah semester lebih sedikit atau tersisa 2 Kompetensi Dasar yang lumayan luas cakupan materinya.
Kebingungan yang terjadi adalah bagaimana menyelesaikan beban kurikulum sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Ternyata solusi yang tersedia untuk menjawab kebingungan tersebut adalah menggunakan daring. Bersyukur masih ada solusi meski tidak semua peserta didik aktif dalam daring dengan berbagai macam alasan dari malas hingga masalah tidak adanya fasilitas pendukung daring yang tersedia. Daring yang dilakukan masih bersifat satu arah saja, karena guru mengirim tugas melalui media whatsApp grup kelas. Siswa membuat laporan tugasnya untuk dilaporkan ke guru mata pelajaran masing masing. Tugas dikirim setiap minggu.
Periode pertama masa belajar di rumah dalam dua minggu peserta didik semangat melaporkan tugas yang sudah diselesaikannya kepada bapak ibu guru mata pelajaran masing masing.Ternyata masa belajar di rumah diperpanjang di periode kedua maka pembelajaran daring dilanjut dengan tugas ketiga dan keempat. Mulailah terjadi penerunan peserta didik yang menyelesaikan tugasnya bahkan lebih dari setengahnya. Banyak keluhan mereka yang bosan dengan tugas tugas melulu. Sebagai guru sangat sedih mendengar keluhan tersebut disituasi seperti saat ini.
Kebingungan yang terjadi adalah bagaimana menyelesaikan beban kurikulum sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Ternyata solusi yang tersedia untuk menjawab kebingungan tersebut adalah menggunakan daring. Bersyukur masih ada solusi meski tidak semua peserta didik aktif dalam daring dengan berbagai macam alasan dari malas hingga masalah tidak adanya fasilitas pendukung daring yang tersedia. Daring yang dilakukan masih bersifat satu arah saja, karena guru mengirim tugas melalui media whatsApp grup kelas. Siswa membuat laporan tugasnya untuk dilaporkan ke guru mata pelajaran masing masing. Tugas dikirim setiap minggu.
Periode pertama masa belajar di rumah dalam dua minggu peserta didik semangat melaporkan tugas yang sudah diselesaikannya kepada bapak ibu guru mata pelajaran masing masing.Ternyata masa belajar di rumah diperpanjang di periode kedua maka pembelajaran daring dilanjut dengan tugas ketiga dan keempat. Mulailah terjadi penerunan peserta didik yang menyelesaikan tugasnya bahkan lebih dari setengahnya. Banyak keluhan mereka yang bosan dengan tugas tugas melulu. Sebagai guru sangat sedih mendengar keluhan tersebut disituasi seperti saat ini.
Keren banget, bu Nanik.
BalasHapusGelap susah bacanya padahal bagus tulisannya
BalasHapus