Duduklah Sebentar Untuk Menulis
Membaca postingan Om Jay dengan menggunakan ponsel sang istri lantaran ponsel pintarnya di jambret oleh orang yang jahat, membuat saya terinspirasi untuk menulis. Terbayang betapa repotnya Om Jay dengan tidak adanya ponsel pintarnya yang kesehariannya menemani beraktifitas baik untuk proses kegiatan belajar mengajar maupun bersosial media. Karena seperti kita ketahui bersema Om Jay adalah guru di salah satu sekolah bergengsi di Jakarta disamping itu beliau juga penggiat literasi dan juga seorang blogger. Dimana aktifitas semua itu akan sangat didukung oleh ponsel pintarnya.
Pengalaman Om Jay mengingatkan saya saat mendampingi siswa dalam program sister school di SMPN 2 Tangerang Selatan. Dimana saat itu saya juga mengalami dijabret ponsel pintar saya saat berada di stasiun kereta api di Tangerang saat akan menaiki komuter line. Padahal saat itu saya bersama teman sudah memilih gerbong yang warnanya merah muda yang menandakan gerbong khusus wanita, tetapi si penjambretpun tidak melihat jenis kelamin. Yang teringat di benak saya dari Stasiun sampai naik kereta api saya selalu berbaur dengan para wanita. Sehingga saya tidak menyangka kalau wanitapun juga perlu untuk diwaspadai dalam tindak penjabretan di kereta api yang berwarna merah muda ini.
Mengenang saat kehilangan ponsel pintar itulah terbayang betapa sibuknya kita untuk mengembalikan nomor nomor yang ada. Namun ada jalan yang mudah yaitu menghubungi provaider untuk meminta kembali nomor ponsel kita yang hilang untuk kita gunakan lagi. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat tidak mengenakan berpisah secara paksa dengan ponsel pintar kesayangan kita. Meski dikatakan ponsel saya saat itu sudah kategori jadul namun seakan sudah menyatu dengan aktifitas diri maka masih terasa nyaman untuk mendukung aktifitas. Malang tak dapat ditolak untuk tak dapat diraih peribahasa itulah yang membuat hati tenang kembali, disamping sebagian besar memang nomor bisa kembali saat telah melapor ke provaider ponsel pintar kita.
Namun banyak kenangan dalam ponsel pintar kita berupa foto maupun video yang belum sempat dipindahkan ke dalam laptop. Hal itu membuat perasaan sedikit galau. Apalagi kenangan itu sepertinya tidak akan bisa kita ulang, atau kenangan lucu bersama teman yang tumben bertemu setelah waktu yang sangat lama. Tetapi hibur diri dengan kenangan itu ada dalam hati kita yang sangat dalam ringankan hati dan pikiran. Terbukti kita bisa duduk sebentar untuk menulis.